Mencari Isteri

Semalam, sambil merasakan keenakan rasa satay ayam, aku dikerumuni oleh anak anak lagi. Anak anak lelaki yang sudah besar panjang, yang baru mula belajar melawan arus atau mengikut haluan angin berlalu. Lalu aku ditanyai tentang rasa cinta yang datang dari wanita dan rasa cinta yang bergejolak dalam dirinya. Bagi yang pernah patah hatinya dan telah mampu berkayuh sendirian akan tersenyum. Bagi mereka yang baru melihat pancaroba itu pula merasa takut.........................

Kumulai kataku perlahan lahan " anakku yang indah itu ialah cuma kulit yang membaluti tengkorak, manakan ada cantiknya bagi orang yang berakal"..........." Kita ini cuma terlena kerana merasai indah dan nyamannya disapa angin yang lalu" kataku lagi..... "Siapakah wanita itu ayah" kata  mereka...........

" Mereka adalah angin anakku, yang tidak digapai oleh tanganmu tapi dapat kau sentuh dengan jiwamu dimana perasaanmu akan merasa lebih dari apa yang kau dapat. Meraka akan datang dan pergi begitu sahaja dari hidupmu disaat kau telah bersedia atau masih tergapai gapai" kataku lagi... "Mengapa ayah kata begitu " tanyanya lagi.

"Anakku, kehidupan ini punya sejarah, dikala datuk Adam melihat Hawa kali pertama di dalam tidurnya. Yang dilihatnya adalah sebuah mimpi yang indah dapat dirasakan tetapi tidak dapat disentuh. Lantas kehidupan seorang lelaki itu juga penuh dengan impian dan harapan dirasainya dengan kerinduan, cinta dan kasih sayang, sepertinya kata orang tua tua, dimanakah datangnya cinta, dari mata turun kehati. Wanita itu bermulanya dari bayang bayang, kerinduan dan rasa lantas disebut sebagai hawa..........................

" Bagaimana mendapatkan mereka ayah" tanya mereka lagi....... " Bersolatlah, bersolatlah sepertinya solat Adam selepas terjaga dari tidurnya dan jangan kau cari mereka dengan nafsumu" jawabku lagi......................